Thursday 21 August 2014

Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan “Danny” Pomanto berjanji akan mengevaluasi keberadaan tenaga honorer di lingkungan Pemerintah Kota Makassar. Pasalnya, tenaga honorer dinilai terlalu gemuk sehingga kurang efektif dalam bekerja.

Banyaknya tenaga honorer, bukan hanya di lingkup Pemkot Makassar tetapi juga di instansi lain, memang melahirkan sejumlah pertanyaan tentang efektivitas kerja mereka. Liat saja, warung-warung kopi di pagi hari, khususnya yang berdekatan dengan kantor lurah atau camat misalnya. Berapa banyak pengunjungnya yang berseragam pegawai negeri sipil. Padahal, itu merupakan jam kerja buat mereka. Jam-jam produktif.

Kalau malu jeli melihat, fenomena itu mengindikasikan mereka tidak ada pekerjaan yang mendesak diselesaikan pada jam-jam seperti itu. Kalaupun ada, biasanya akan diambil alih oleh tenaga honorer.

Atau cobalah sekali waktu ngintip ke ruang kerja salah satu instansi pada jam-jam produktif. Ada yang asyik baca koran. Ada pula yang justru asyik main game di komputer yang seharusnya digunakan bekerja. Meski tidak bisa dimungkiri banyak juga di antara mereka yang mengerjakan tugas rutinnya sebagai pegawai negeri sipil yang sesungguhnya.

Dany mengungkapkan data kasar, jumlah tenaga honorer di jajaran Pemkot Makassar saat ini, sebanyak 5.000 orang. Itu data yang tercatat di Badan Kepegawaian Daerah. Jumlah yang super besar. Tetapi tunggu dulu, jika tersedia tenaga kerja sebanyak itu mengapa nyaris setiap hari masih saja ada keluhan tentang minimnya kualitas pelayanan yang dirasakan sebagian warga Kota Makassar? Data ini bisa dilihat pada halaman interaktif media massa yang secara khusus memuat keluhan pembaca yang didominasi warga Kota Makassar.

Itu dari sisi kualitas pelayanan. Coba simak data lanjutan yang diungkapkan Danny, tenaga honorer yang jumlahnya super besar itu ternyata memaksa pemerintah kota menyiapkan anggaran sebesar Rp 25 miliar setiap tahun untuk menggaji mereka. Jumlah yang tentu saja cukup fantastis.

Menarik menunggu gebrakan Danny menangani tenaga honorer ini. Semoga tidak salah memangkas. Artinya, jangan tebang pilih. Bisa jadi ada honorer yang memang bekerja secara efektif, tetapi tentu saja ada juga yang sekadar numpang lewat karena dia dekat dengan petinggi misalnya. Intinya Wali Kota harus bijaksana menangani tenaga honorer tersebut.*****

Awali Bisnis Bermodal Rp 635 ribu. Berminat? Hub 0813 5505 2048 PIN 7D3F47E5

0 comments:

Post a Comment