Thursday 28 May 2015

Sekelompok anak muda melemparkan koin ke dalam ruang Komisi A di DPRD Kota Makassar, Fajar (Rabu, 27/5/2015). Koin tersebut mereka kumpul dari warga yang lewat di depan gedung rakyat itu. Sadis. Tindakan itu bukan lagi sebuah sindiran, tetapi protes keras terhadap perilaku mereka yang seharusnya bertindak untuk kepentingan rakyat. Tamparan keras buat yang masih memiliki nurani.

Pemicunya sangat transparan. Mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Aktivis Mahasiswa (GAM) merasa prihatin karena uang rakyat akan digunakan untuk membeli fasilitas pribadi, IPad, anggota dewan. Gadget tersebut diklaim akan mendukung kerja-kerja dewan. Syukurlah jika setiap pengadaan barang (apapun itu) yang menggunakan uang rakyat) dimaksudkan untuk kepentingan rakyat.

Hanya saja, beberapa waktu lalu, sejumlah foto-foto karya kritis jurnalis foto juga mengonfirmasikan kepada publik bahwa kadang saat sedang mengikuti rapat membicarakan “kepentingan rakyat” ada beberapa oknum legislator tertangkap kamera justru asyik mengutak –atik gadgetnya. Tetapi lagi-lagi, jika keasyikan itu untuk kepentingan rakyat, tentu saja layak juga diacungi jempol.

Bisa jadi peralatan itu berpeluang meningkatkan kinerja mereka. Tetapi benarkah gadget berharga jutaan itu lebih penting daripada memenuhi kebutuhan rakyat kebanyakan? Maksudnya, lebih baik mana membangun infrastruktur yang benar-benar dibutuhkan untuk menstimulasi perekonomian rakyat dibandingkan membeli peralatan pribadi seperti itu?

Tetapi kalau misalnya gadget ini dianggap sangat mendesak diadakan karena akan berpengaruh terhadap kinerja anggota dewan, mungkin tak ada salahnya jika dibeli menggunakan uang pribadi masing-masing, karena barang tersebut lebih bersifat pribadi. Artinya, hanya akan digunakan oleh legislator bersangkutan. Mungkin setiap anggota dewan yang merasa butuh bisa menyisihkan sebagian dari penghasilan yang diterima setiap bulan.

Bukanya mau cari kambing hitam, tetapi perlu disadari bahwa lolosnya anggaran untuk pembelian gadget itu tentu tidak berdiri sendiri. Artinya, selain anggota dewan yang dinilai kurang peka, eksekutif juga punya peranan dan terlibat di dalamnya. Terlepas siapa yang punya ide untuk pengadaan barang tersebut. Yang pasti anggaran itu ada karena legislatif dan eksekutif sepakat untuk menyetujui dibuatkan anggarannya dan diloloskan.

Belum terlambat untuk memperbaiki kesalahan. Jika memang pengadaan Ipad itu tidak terlalu urgen, sebaiknya ditiadakan saja. Anggarannya lebih baik dialihkan untuk membantu masyarakat kurang mampu. Siapa mereka?

Pemerintah melalui dinas sosial tentu lebih tahu. Legislator pun pasti tahu juga di kantong-kantong mana saja ada rakyat yang butuh bantuan untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Bukankah ketika masih berstatus caleg menjelang menjelang pemilihan legislatif, mereka sering bergerilya hingga ke sudut-sudut kota dan gang-gang sempit menemui para pemilik suara? Buktikan bahwa kalian memang benar-benar wakil rakyat yang dipantas dibanggakan karena sudah bekerja dan menggunakan uang rakyat untuk kepentingan rakyat juga.

Tetapi kalau boleh tahu, kira-kira gadget berharga jutaan itu akan digunakan untuk apa ya? Hanya mereka yang bisa menjawabnya. Khususnya yang merancang dan menyetujui anggaran tersebut. Selamat bekerja dengan gadget terbaru atau tanpa Ipad itu.*****

Mau Mulai Bisnis dengan Modal Kecil? Hub 0813 5505 2048 - PIN 7D3F47E5

0 comments:

Post a Comment