Monday, 13 April 2015

Di zaman orde baru pernah muncul yang namanya petrus alias penembak misterius. Sejumlah korban berjatuhan tanpa diketahui pelaku penembaknya. Beberapa tahun berlalu, muncul sejumlah korban penembakan di Makassar. Tak sedikit korban yang menemui ajalnya akibat terkena timah panas.

Jika petrus di era orde baru korbannya didominasi pria bertato sehingga opini publik bisa langsung tergiring melakukan identifikasi sendiri, maka korban yang terkena penembakan di zaman sekarang tidak ada ciri spesifik yang memudahkan publik mengenali motifnya pelakunya.

Berita terbaru korban penembakan secara misterius adalah Muhammad Mukran yang terjadi Minggu (12/4/2015), malam. Pelaku penembakan warga Jl Sultan Alauddin ini belum terungkap. Korban tertembak di bahu jalan utama yang menghubungkan Kota Makassar dengan daerah selatan. Tewasnya Mukram akibat tertembus pelurus misterius itu menambah panjang deret kasus korban penembakan misterus dan peluru nyasar di Kota Makassar.

Merujuk data yang dilansir Tribun Timur (Senin, 13/4/2015), sejak 2013 tercatat 12 kasus warga yang terkena tembakan. Tiga di antaranya menyebabkan korban meninggal dunia. Dari 12 kasus itu, hanya satu di antaranya yang diakui oleh pihak Makodam VII/Wirabuana, karena kasus reskoset, atau korban terpapar pantulan peluru saat, anggota TNI Batalyon/ Kavaleri, latihan menembak. Selebihnya diklaim polisi masih dalam tahap penyelidikan. Entah sampai kapan.

Kepala Kepolisian Sektor Kota (Kapolsek) Tamalate Komisaris Polisi Suaeb Majid,mengkonfirmasikan teror ini masih dalam tahap penyelidikan. “Belum diketahi Dik, siapa pelakunya,” ujar Suaeb seperti dikutip Tribun Timur.

Orangtua korban penembakan di Jl Sultan Alauddin, Ramlah, meraung-raung di depan Polsek Tamalate, menyesali mengapa anaknya menjadi korban penembakan misterius.

Insiden demi insiden yang sudah memakan sejumlah korban ini harus disikapi serius oleh yang berwajib. Sebab jika publik hanya disuguhi informasi yang tidak memberi titik terang, akan berujung pada makin tergerusnya kepercayaan publik terhadap penegak hukum. Apatah lagi cukup banyak kasus kekerasan di jalan yang tidak terselesaikan secara tuntas. Harapan kita tentunya, pelaku penembakan itu bisa diringkus. Minimal tidak ada lagi korban.

Berikut data korban penembakan misterius periode 2013-2015 yang dirilis tribun timur. Dari 12 kasus, tiga di antaranya tewas.

2013 1 Februari: Fathir Muhammad, (13 bulan), Jl Baji Gau, tewas terkena peluru di kepala. 35 hari dirawat di RS Wahidin Sudirohusodo, Makassar

7 Mei: ibu rumah tangga Mirawati, diterjang peluru di lengan.

21 Juni: Mobil Herman, di Jl Lembu, terkena peluru

10 September: Rumah wartawan ANTV Biro Makassar, Parda Hasugian, terkena peluru nyasar 31 Desember: Paha bocah kelas 6 SD, Nurul Azizah, kena peluru nyasar di rumahnya, Jl Urip Sumoharjo, saat nonton TV

2014

23 Mei Dua warga Jl Maccini Gusung; Arman & Rama Dg Tompo kena peluru nyasar

4 Agustus: Muhammad Arif (12), kena peluru di paha, saat main bola bersama rekannya. Oknum Bripka Muslimin, diperiksa provost

27 Agustus: Dua warga Jl Sungai Saddang, Subhan Alfian (21) & Harmoko (22) kena peluru. Subhan, tewas di RS Bhayangkara.

2 November: Mobil Hamid (54), di Jl Baji Gau, Mamajang kena peluru nyasar di toko air galon

2015

1 Januari: Hasnia (34), terkena peluru di paha saat tidur di rumahnya Jl Kandea 3 No 287

25 Maret: Ratnasari (19), mahasiswi STIKES Nani Hasanuddin, Jl Perintis Kemerdekaan, kena peluru rekoset (pentulan peluru) di paha, saat parkir motor di kampus dekat lapangan tembak Yon Kaveleri TNI AD.

11 April: Mukram (21), buruh, kena tembakan misterius di Jl Sultan Alauddin. Tembakan kenai ketika kiri dan tembus paru-paru serta jantung.*****

Mau Mulai Bisnis dengan Modal Kecil? Hub 0813 5505 2048 - PIN 7D3F47E5

0 comments:

Post a Comment