Wednesday 22 December 2010

Pusat Grosir Pasar Butung mulai menggeliat. Meski perputaran uang di pasar yang sekitar 80 persen barang dagangannya dipasok dari Pasar Tanah Abang Jakarta itu belum terlalu besar, namun sudah terlihat ada gairah. Sejumlah pedagang dari berbagai daerah di Sulsel dan sekitarnya tetap berkunjung ke tempat tersebut dan toko-toko pakaian jadi di sekitar pasar.
Yah, dua hari terakhir, sejumlah pedagang Pasar Butung terpaksa berjualan di tepi jalan karena tidak ingin kehilangan pelanggan tetap mereka. Itu mereka lakukan sambil menunggu pengelola merehabilitasi kios agar bisa digunakan lagi.
Pekan lalu, Pasar Butung yang merupakan pusat grosir terbesar di Indonesia timur terbakar. Sekitar 400 unit kios/lods beserta isinya ludes dilalap si jago merah. Total kerugian akibat musibah tersebut diperkirakan berkisar Rp 200 miliar. Itu baru nilai barang, belum termasuk harga kios yang saat ini masih dicicil ke pengelola.
Siang itu, sekitar 30-an mobil berjejer di sisi selatan Pasar Butung. Pemandangan serupa juga terlihat juga terlihat di sisi timur pasar yang direnovasi 10 tahun lalu itu. Pasar Butung dikelilingi empat jalanan, namun yang digunakan berjualan hanya di sisi selatan (Jl Butung) dan sisi timur (Jl Kalimantan).
Sebelum terbakar, pintu untuk akses masuk ke pasar dari kedua pintu itu memang lebih ramai. Sebenarnya mereka dilarang berjualan di tepi jalan karena pengelola akan segera membenahi kios mereka untuk digunakan berjualan lagi.
“Kami memilih berjualan di jalan ini sambil menunggu pengelola membenaho kios kami,” kata Adi, salah seorang penjual, Rabu (22/12).
Padagang memilih berjualan di tepi jalan untuk menunjukkan kepada pemerintah bahwa mereka tetap ingin berdagang di Pasar Butung. Bukan di tempat lain seperti disarankan pemerintah. Mereka tidak bersedia memenuhi imbauan Wali Kota Makassar untuk direlokasi.
Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Butung, Iqbal Hasan, mengatakan, pedagang sudah sepakat dengan pengelola untuk segera memperbaiki kios yang terbakar agar bisa digunakan lagi. Para pedagang ramai-ramai membersihkan kios mereka.
“Sudah ada kesepakatan dengan pengelola untuk memanfaatkan lantai tiga yang selama ini belum digunakan,” kata Iqbal Hasan.
Menurut Iqbal, selain akan memanfaatkan lantai tiga, mereka juga akan memanfaatkan sejumlah kios di lantai satu dan lantai dua yang tidak terbakar.
Iqbal juga menegaskan kembali ketidasetujuan mereka terhadap rencana Pemerintah Kota Makassar untuk merelokasi pedagang Pasar Butung ke tempat lain.
“Untuk apa kami dipindahkan ke tempat lain. Pasar ini masih layak kami tempati berjualan. Apalagi, kios yang kami tempat sudah merupakan hak kami. Dan itu dibuktikan dengan sertifikat,” kata Iqbal.
Menurut Iqbal, tanah yang ditempati membangun Pasar Butung memang milik pemerintah, tetapi kios/los di dalamnya merupakan milik pedagang karena membelinya yang dibuktikan dengan sertifikat.
“Tidak mungkin bank berani membiayai pedagang di Pasar Butung jika tidak ada sertifikat yang menjadi jaminannya,” kata Iqbal. .(Rusdy Embas)

0 comments:

Post a Comment