Saturday 13 April 2013

Sejumlah warga berkerumun di salah satu sisi Jalan Sultan Alauddin. Tidak jauh dari Toyota Kalla. Kemacetan arus lalu lintas pun, tak bisa dihindari. Kendaraan bergerak perlahan, laksana ular merayap. Ekornya sampai di Jalan Sultan Hasanuddin Sungguminasa.

Kerumunan itu bukan untuk demo, seperti yang lazim terjadi di tempat itu. Bukan juga antrean menunggu sumbangan. Tetapi mencari telur yang masih utuh yang bersemayam di dalam “lumpur” telur.

Pagi itu, di sisi pembatas jalan itu memang dipenuhi lumpur. Bukan lumpur biasa, tetapi tumpahan telur pecah yang membentuk lumpur, setelah sebuah truk pengangkut telur terguling di tempat itu. Kabarnya, mobil tersebut berasal dari Sidrap mengantar telur ke Sungguminasa.

Kemacetan makin parah, karena mobil truk pengangkut telur itu masih melintang di ruas jalan yang menuju ke Sungguminasa. Tampaknya, as mobil tersebut patah, sehingga tidak bisa dipindahkan. Sejumlah petugas lalu lintas terlihat di tempat itu.

Sudah bukan kebiasaan langka lagi jika ada petaka atau musibah, selalu saja ada yang memanfaatkan sisi positifnya. Dan itu, biasanya muncul secara spontan. Seperti yang terjadi sesaat setelah mobil truk pengangkut telur itu mengalami musibah.

Saat pemilik telur yang diangkut mobil truk itu mungkin sedang menghitung kerugian yang dideritanya – apalagi jika telur-telur itu tidak diasuransikan hehehehehe--, sejumlah warga justru melakukan “pesta telur”.

Dari dalam lumpur tumpahan telur pecah itu, mereka mencari telur utuh yang masih dikonsumsi. Seorang wanita paruh baya terlihat menggenggam lima atau enam telur utuh sembari berteriak entah kepada siapa. Seolah menginformasikan bahwa masih banyak telur utuh yang bisa diambil dari dalam lumpur telur itu.(Rusdy Embas)

0 comments:

Post a Comment