Tuesday 8 September 2015

Tindakan warga ini menjadi sinyal kuat nan sangat berbahaya yang perlu mendapat perhatian ekstra pemerintah, khususnya aparat yang bertanggung jawab terhadap ketertiban dan keamanan masyarakat. Seorang pria yang kedapatan hendak mencuri laptop, tewas mengenaskan dihajar massa. Pria tersebut meninggal di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar, akibat luka di sekujur tubuhnya.

Amran alias Sambas, warga Kelurahan Lembo, Kecamatan Tallo, Makassar, tewas setelah dihajar massa di depan Kampus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar, Jl Tamalate I. Pria berusia 28 tahun itu, tewas dengan luka di sekujur tubuhnya akibat dipukul ramai-ramai oleh warga yang mengejarnya setelah ketahuan hendak mencuri laptop di sebuah rumah di BTN Griya Mulia Asri.

Konon, Arman dihajar massa saat terjatuh ketika melarikan diri. Pria tersebut, kabur karena aksinya ketahuan pemilik rumah. Yang membuat warga makin kalap dan emosional, sebelum meninggalkan rumah targetnya, yang bersangkutan masih sempat melepaskan anak panah yang mengenai pinggang pemilik rumah. Polisi yang tiba di lokasi kejadian, setelah beberapa saat kemudian, mendapati korban sudah terkapar. (Tribun Timur, Selasa, 8 September 2015).

Insiden yang memakan korban tersebut mengonfirmasikan bahwa pelaku pencurian makin berani berbuat kejahatan, termasuk di siang hari. Kekerasan pun mewarnai aksinya. Lihatlah, temuan petugas di dalam tas korban. Sebuah air soft gun jenis revolver, sebilah badik, dua anak panah, dan sebuah ketapel. Melihat barang yang ada dalam tasnya, masyarakat awam dengan mudah akan berkesimpulan bahwa yang bersangkutan memang berniat untuk melakukan kekerasan.

Catatan lain dari peristiwa itu adalah, tampaknya warga tidak lagi menempatkan aparat keamanan sebagaia sandaran untuk menyelesaikan masalah keamanan mereka. Mereka memilih cara sendiri untuk memberi efek jera kepada pelaku kekerasan. Tindakan itu juga menjadi peringatan buat mereka yang ingin melakukan perbuatan serupa agar mengurungkan niatnya karena bisa menerima perlakukan yang sama.

Tindakan warga itu sangat berbahaya. Sebab sudah mengarah kepada main sendiri dan mengabaikan keberadaan aparat keamanan untuk mengatasi persoalan yang mereka hadapi. Emosi mereka mudah tersulut karena banyak kasus sejenis yang terus berulang seolah tidak berujung. Warga tentu ingin hidup tenang dan cara itu mungkin dianggap paling tepat. Jika dibiarkan, tindakan serupa akan terjadi juga di bagian lain kota ini. Dan itu artinya, hukum rimba akan berlaku.

Bagaimana pun, Amran sudah wafat dan kembali menemui Rabbnya. Semoga beliau mendapat pengampunan dan diterima di sisi Allah sesuai amalannya.*****

Mau Mulai Bisnis dengan Modal Kecil? SMS ke 0813 5505 2048 - PIN 7D3F47E5

2 comments:

  1. Semua berita yang ada di website anda sangat menarik perhatian untuk di simak, salam sehat. . . !! Semoga beritanya dapat bermanfaat! share ya gan, thanks nih!!

    ReplyDelete