Tuesday 8 February 2011

Era reformasi benar-benar memberi ruang gerak yang sangat luas dan bebas terhadap setiap elemen rakyat di negeri ini. Saking bebasnya, siswa pun merasa bebas berunjuk rasa untuk menyatakan penolakannya terhadap sang kepala sekolah.“Penguasa” harus berhati-hati mengambil keputusan. Apatah lagi jika itu bersentuhan langsung dengan banyak orang. Sebab jika tidak, maka proteslah yang akan dituai seperti yang didapatkan Kakanwil Departemen Agama (Depag) Sulawesi Selatan.
Di Kabupaten Bulukumba, ratusan siswa dan siswi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) I Kabupaten Bulukumba mendatangi Kantor Departemen Agama (Depag) setempat, Selasa (8/2), memprotes dan menolak kepala sekolah mereka yang diangkat oleh Kakanwil Departemen Agama Sulsel.
Siapa yang harus disalahkan. Apakah murid dianggap lancang atau Kakanwilnya yang kurang bijaksana dan tidak mendengar masukan terkait keputusan yang diambilnya?
Apapun alasannya unjuk rasa ratusan siswa dari sekolah berbasis agama yang didukung gurunya yang meminta kepala sekolah mereka mengundurkan ini diri memperpanjang daftar masalah yang ada di lingkup pendidikan negeri ini.
Sampai kapan ini akan berakhir? Hanya waktu dan kearifan para pemimpin yang bisa menjawabnya.(rusdy embas)

0 comments:

Post a Comment