Thursday 28 March 2013

Jarum jam sudah mendekati pukul 00.00 wita. Namun di sudut Jalan Boulevard – Jl Adhyaksa masih terlihat enam atau tujuh bocah berlarian menengadahkan tangan kepada setiap pengendara yang berhenti karena lampu pengatur lalu lintas menunjukkan warna merah. Di antara mereka ada bocah yang menggendong bocah yang lebih kecil sambil menengadahkan tangannya.

Di sudut jalan sebelahnya empat wanita duduk lesehan bercengkerama sambil mengawasi tingkah polah bocah yang sedang mengemis itu. Siapakah perempuan yang sesekali berteriak ke arah para bocah tersebut?

Tidak jauh dari tempat itu, sebuah tenda berlatar warna biru berukuran sekira 2x2 meter berdiri angkuh. Bertuliskan Posko Pembinaan Anak Jalanan, Gepeng, dan Pengamen. Di bawah tenda itu tersusun empat buah kursi pelastik warna biru. Sebuah bentor juga terparkir di bawah tenda tersebut.

Di malam selarut itu, bocah-bocah berbalut pakaian lusuh tersebut masih berkeliaran di jalan. Padahal pada saat yang sama di tempat lain, bocah seusianya mungkin sudah terlelap dalam mimpi indahnya. Menikmati masa kanak-kanak mereka.

Mengapa anak-anak seusia itu masih saja berkeliaran di jalan saat dini hari? Apakah perempuan yang duduk beralaskan koran itu adalah orang tua mereka? Ataukah mereka adalah “majikan” yang menugasi si bocah untuk mengemis?

Apapun alasannya, kehadiran bocah-bocah itu di jalanan hingga larut malam, patut mendapat perhatian. Bocah-bocah tersebut tidak seharusnya ikut “mencari” penghasilan dengan cara seperti itu. Apalagi dalam menjalankan aksinya, anak-anak itu kadang-kadang cenderung memaksa pengendara memberikan uang.

Perilaku itu sungguh sangat membayakan keselamatan si anak dan pengguna jalan pada umumnya. Apalagi, jika malam sudah selarut itu, sebagian pengendara memacu kendaraanya dengan kecepatan yang relatif lebih tinggi. Bahkan, tidak sedikit di antara mereka yang tiba-tiba nyelonong. Mengabaikan lampu pengatur lalu lintas.

Niat pemerintah kota untuk menertibkan anak jalanan, gepeng, dan pengamen perlu diapresiasi. Tetapi perhatian itu, hendaknya tidak hanya dilakukan sebatas mendirikan tenda di sejumlah sudut jalan.

Entah sudah berapa hari tenda-tenda itu berdiri angkuh di sejumlah sudut jalan. Karena tidak jauh tenda-tenda tersebut, sejumlah anak masih saja setia menengadahkan tangannya meminta recehan dari pengguna jalan yang lewat.

Sepertinya perlu aksi yang lebih nyata dari dinas terkait untuk benar-benar “merumahkan” bocah beserta orang tua atau majikannya yang tetap betah berkeliaran di jalan pada jam-jam istrahat.(Rusdy Embas)

0 comments:

Post a Comment