Saturday 15 June 2013

Penghargaan Piala Adipura yang disematkan kepada Makassar tahun 2013 ini ditanggapi beragam. Ada yang sangat antusias menyambut kedatangan piala tersebut, khususnya mereka yang terlibat langsung dengan soal kebersihan. Tetapi kenapa masih ada juga yang sinis?

Jika “pasukan kuning” dan Pemerintah Kota Makassar pada umumnya antusias menyambut piala tersebut bisa dipahami. Itu karena merasa jerih payah mereka mengurusi sampah berbuah manis. Berbuah sebuah pengharaan yang setimpal dengan kerja keras mereka.

Namun, bagi yang sinis pun tak bisa disalahkan. Harus juga bisa dipahami kenapa mereka bersikap seperti itu. Mungkin masih sering mengalami kekecewaan melihat beberapa sudut kota bertabur sampah.

Mereka merasa penghargaan itu tidak tepat diterima oleh Makassar saat ini, karena pada saat yang sama, sejumlah sampah masih terlihat berserakan di beberapa titik. Mereka mengambil sampel misalnya di Pantai Losari.

Sikap sinis bagi sekelompok masyarakat itu hendaknya tidak direspon secara negatif, tetapi eloknya dijadikan saja sebagai bahan renungan dan tantangan oleh pengelola kebersihan di kota ini agar bekerja lebih baik lagi.

Jika dengan penilaian warga seperti itu Makassar sudah bisa mendapatkan piala, bagaimana jika kota ini lebih bersih dari saat tim penilai Adipura datang menilai? Hampir bisa dipastikan jumlah piala yang dikoleksi akan bertambah lagi.

Tidak ada yang perlu dipersoalkan jika tim penilai sudah memutuskan Makassar sebagai kota metropolitan layak mendapatkan penghargaan itu. Sebaiknya juga diapresiasi sembari mengingatkan bahwa penghargaan itu jangan membuat mereka jumawa dan beranggapan bahwa tidak perlu bekerja lebih keras lagi karena dengan cara kerja sebelumnya sudah bisa berbuah penghargaan.

Kebersihan Kota Makassar adalah tanggung jawab seluruh warganya. Pola pikir itu masih perlu disosialiasikan. Karena kesadaran pentingnya kebersihan itu belum dimiliki semua orang. Semua kelompok sosial.

Salah satu contohnya bisa dilihat pada ulah segelintir orang yang secara tidak sadar mengotori kota yang seharusnya dia jaga. Pengendara sebuah mobil mewah yang sedang melaju di jalan misalnya tiba-tiba membuang sampah bekas pembungkus makanan masih sering dijumpai.

Menggugah kesadaran agar seluruh elemen warga perkotaan menyadari pentingnya menjaga kebersihan kota memang bukan pekerjaan ringan. Namun itu harus dilakukakan setiap saat di setiap kesempatan.(Rusdy Embas)

0 comments:

Post a Comment