Sunday 30 June 2013

Jasad Revan Adiyaksa, sudah berbaring di alam kubur sana. Kembali ke asalnya sesuai kehendakNYA. Namun perbincangan tentang bocah yang dikabarkan ditolak oleh sejumlah rumah sakit saat butuh pertolongan itu masih itu masih berlangsung. Dari rakyat kebanyakan hingga gubernur. Bahkan, sejumlah politisi ikut mengecam tragedi itu.

Ketika takziyah sementara berlangsung di rumah duka keluarga Revan di bilangan Jl Haji Kalla Panakkukang, Sabtu (29/6), malam, Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo, menggelar jumpa pers di Rumah Makan Wisata Bahari di Jl Monginsidi dihadiri sejumlah pimpinan rumah sakit. Mengklarifikasi berita kematian Revan yang dinilainya sudah berkembang sedemikian rupa.

Syahrul menyatakan penyesalannya atas tragedi yang menimpa Revan dan menegaskan tak ingin peristiwa seperti itu terulang di Sulawesi Selatan.

Meski demikian, berdasarkan penjelasan pimpinan rumah sakit yang disebut-sebut menolak Revan dan rekaman CCTV Rumah Sakit Wahidin, Gubernur yang menjadikan Kesehatan Gratis sebagai salah satu jualan dalam kampanyenya saat pilgub beberapa waktu lalu, memastikan, Revan tidak ditolak oleh rumah sakit. Bahkan menyebut Revan sudah ditangani dengan baik.

Dalam perbicangan lepas di warung-warung kopi, sebagian besar publik sudah menduga bahwa pimpinan rumah sakit yang terkait dengan tragedi Revan ini akan menyangkal telah menolak pasien. Karena itu menyangkut nama baik rumah sakit tempat mereka bekerja. Bahkan, tidak sedikit yang memprediksi, tidak bakalan ada pejabat terkait yang kena sanksi atas perisitwa tersebut.

Pihak rumah sakit sudah memberi penjelasan sesuai versi mereka. Beberapa media juga sudah memuat penjelasan keluarga Revan terkait perlakuan yang mereka terima saat membawa bocah berusia 15 bulan tersebut ke rumah sakit. Semuanya berpulang kepada publik untuk menilai. Mana yang layak dipercaya.

Semuanya sudah terjadi. Apapun penjelasan pihak rumah sakit tak akan menghidupkan kembali almarhum Revan yang sudah berbaring tenang di alam kubur sana. Yang tersisa adalah goresan duka di keluarganya. Dan catatan penting bagi publik tentang sepak terjang pelayanan rumah sakit di daerah ini, khususnya yang terkait langsung dengan kasus Revan.

Dalam peristiwa itu, ada rumah sakit yang dinilai menolak, namun ada juga rumah sakit yang justru mendapat mengakuan dan layak diberi jempol atas perlakuannya terhadap pasien.

Bagaimana pun apresiasi layak diberikan kepada mereka yang sudah bekerja baik dengan mengedepankan sisi kemanusiaan, ketimbang sisi bisnis yang kadang membuat manusia buta meski punya mata.(Rusdy Embas)

0 comments:

Post a Comment