Sunday 7 June 2015

Abaikan sejenak dugaan korupsi di badan tertinggi sepakbola dunia. Lupakan pula pembekuan berujung sanksi terhadap badan sepakbola nasional kita. Seniman lapangan hijau sudah menyuguhkan atraksi menarik di Berlin. Nyaris tak ada penggemar bola yang melewatkan menonton walau hanya melalui layar kaca.

Barcelona sukses menggasak jagoan Italia yang juga kampiun Serie A tahun ini dengan skor meyakinkan 3-1 di Olympiastadion Berlin Jerman, untuk mengangkat si Piala Kuping Besar sekaligus meraih treble winner untuk kali kedua. Sebuah pertunjukan yang sangat luar biasa. Tidak mudah memang menjadi pemenang. Tetapi itu bisa diraih dengan keyakinan dan kerja keras.

Saya tak punya kapasitas mengulas bagaimana pertandingan itu berlangsung. Apalagi hanya menyaksikannya melalui layar kaca. Yang tentu saja banyak momen yang tidak tampak karena tidak tersorot kamera. Namun yang pasti, pertandingan itu benar-benar luar biasa menghibur. Tridente pasukan Catalan menunjukkan keandalannya sebagai penggedor yang mengerikan. Meski Messi tidak mencetak bola dalam laga tersebut, namun aksinya dalam membuat ruang buat rekan setimnya tetap saja memukau.

Usai menyaksikan pertarungan si Nyona Tua dan Blaugrana saya berkhayal tim nasional negeri ini bisa tampil lebih baik dan menghibur di masa datang. Tetapi apa itu mungkin? Ya … apapun bisa terjadi jika semua pihak pemangku kepentingan mau bahu membahu memperbaiki persepakbolaan secara total.

Beberapa jam sebelum laga final Piala Champion dihelat di Berlin Jerman, Garuda Muda menunjukkan kepada kita keperkasaannya menggilas Kamboja dengan skor yang tak kalah telaknya, 6-0, dalam penyisihan Sea Games. Aksi mereka tentu saja menjadi hiburan sesaat di tengah gonjang-ganjing persepakbolaan nasional.

Mereka tetap menunjukkan kapasitasnya membela Merah Putih di lapangan hijau. Mereka tampil luar biasa. Sanksi terhadap PSSI tidak menjadi rintangan untuk melakukan yang terbaik. Hasilnya, kita saksikan bersama. Artinya, meski iklim sepakbola nasional kurang kondusif (untuk saat ini) mereka tetap bisa menunjukkan tekad kuat membela nama bangsa.

Akankah talenta-talenta muda itu dibiarkan nganggur sekembalinya dari Sea Games? Rasanya itu kurang bijaksana dan menjadi berita buruk buat pembinaan dan perkembangan sepakbola tanah air. Saatnya, semua pihak duduk bersama mencari jalan keluar terbaik agar persepakbolaan nasional bisa menjadi lebih baik. Mereka yang menjadi penyebab kompetisi tidak berputar harusnya malu terhadap Garuda Muda yang tetap berjuang membela Merah Putih. Mereka sudah memberi bukti. Saatnya, yang lain juga memberi bukti. Bukan bertikai dan saling ngotot merasa diri yang paling benar.

Kita sama-sama menunggu bagaimana kelanjutan kerja tim transisi yang dibentuk pemerintah dalam mengomunikasikan persoalan persepakbolaan Indonesia dengan badan tertinggi sepakbola dunia, bahwa yang dilakukan itu benar-benar untuk kepentingan dan tujuan terbaik untuk meningkatkan kualitas sepakbola di Indonesia.

Mau Mulai Bisnis dengan Modal Kecil? Hub 0813 5505 2048 - PIN 7D3F47E5

0 comments:

Post a Comment