Tuesday 8 September 2015

Makassar ternyata bisa juga ditata menjadi lebih tertib. Bebas dari pedagang kaki lima, bersih dari aksi Pak Ogah, khususnya di jalan-jalan protokol. Sejumlah lorong pun terlihat bersih dan indah. Jalan sempit nan rantasak itu dicat dengan warna mencolok. Got-got kecil pun yang mengapitnya terlihat lebih bersih dari biasanya.

Apa yang terjadi? Apakah warga sadar dengan perilaku salahnya? Mengapa sejumlah pedagang kaki lima yang dalam pandangan saya masuk kategori legal karena berjejer tertib dalam naungan tenda berangka baja yang sengaja disiapkan Pemerintah Kota Makassar, pun menghentikan aktivitasnya. Semuanya terjadi secara sadar dan terencana. Yang tidak berubah hanya kepadatan lalu lintas dan hiruk pikuk sejumlah pengguna jalan yang tidak tertib. Ada saja oknum pengedara yang secara sengaja melanggar rambu lintas. Bahkan, menyerobot dan menggangu pengguna jalan lainnya, kendati lampu lalu lintas masih berwarna merah pertanda tidak boleh masuk.

Penyebabnya ternyata ada ajang tingkat dunia yang digelar Makassar. Ya … Kota Daeng yang mengklaim diri sebagai Kota Dunia ini dipercaya menjadi tuan rumah pertemuan internasional tingkat ASEAN bernama Asean Mayors Forum (AMF). Wali Kota Makassar, Danny Pomanto, memang sudah lama mempersiapkan kegiatan yang dihadiri wali kota dan sekretaris kota negara-negara ASEAN itu. Saking seriusnya, sang wali kota tak jarang terlibat langsung dalam memastikan secara detail persiapan panitia. Tujuannya tentu saja ingin tampil sempurna dan memberi kesan baik bagi para tetamu yang datang.

Selama ini, hajatan yang mendatangkan banyak orang biasanya digunakan warga yang kreatif untuk mencari manfaat secara ekonomi. Sebagai contohnya, ketika Muhammadiyah menggelar muktamar di Makassar, bulan lalu. Banyak pedagang yang mendapat keuntungan. Jualan mereka, khususnya produksi khas Sulsel laku keras. Tamu juga merasa nyaman karena bisa mendapatkan souvenir untuk dibawa pulang sebagai buah tangan buat keluarga ataupun koleganya di kampung.

Itu hajatan yang digelar organisasi nonpemerintah. Tetapi ini kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah, manfaat ekonomi bagi rakyat kebanyakan seolah hilang. Kalau tidak bisa disebut sengaja “dihilangkan” sementara demi terwujudkan rangkaian pertemuan dan acara jalan-jalan para tamu. Termasuk kunjungan ke lorong-lorong yang sudah dipermak dan dirias sehingga tidak sesuai lagi dengan aslinya. Mendandani lorong yang akan dikunjungi para wali kota itu tentu saja tidak bermaksud menipu mereka agar lahir penilaian bahwa seperti itulah loronhg-lorong di dalam Kota Makassar. Tetapi murni untuk menyambut mereka dengan suasana bahagia.

Yang pasti, AMF ini mampu menyulap Kota Dunia menjadi Makassar Tangkasa’. Makassar yang tidak lagi Rantasak. Paling tidak itu te rlihat di sejumlah titik. Kita tunggu saja bagaimana hasil dari pertemuan itu. Semoga memberi manfaat yang besar buat warga Makassar yang sudah ikut menyambut dan memeriahkan AMF dengan melakukan aktivitas, termasuk menghentikan sementara mencari rezeki secara halal.*****

Mau Mulai Bisnis dengan Modal Kecil? SMS ke 0813 5505 2048 - PIN 7D3F47E5

1 comments:

  1. Artikelnya sangat bermanfaat sekali, makasih ne ya!! beritanya bagus banget dan sangat menarik di baca siang ini. Ijin share juga ya, terimakasih sekali lagi.

    ReplyDelete