Tuesday 26 August 2014

Waktu yang sangat terbatas, memaksa banyak orang untuk melakukan segalan serba cepat. Termasuk mengonsumsi makanan yang bisa disajikan secara cepat pula. Dan pilihan terdekatnya biasanya jatuh pada mie instan.

Semangkuk mie instan rebus dengan telur plus cabe rawit dan kacang goreng sungguh sangat menggoda selera. Selain membuatnya mudah juga tidak butuh waktu lama untuk menyajikannya, sehingga benar-benar membuat banyak orang menjadikan mie instan sebagai pilihan utama. Hanya saja, harus segera disadari bahwa mengonsumsi mie instan harus dibatasi karena dampaknya kurang baik bagi kesehatan.

Sebuah hasil penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan telah dimuat di Journal of Nutrition, menyebutkan bahwa kebiasaan mengonsumsi mie instan lebih berdampak buruk pada kaum wanita.

Menurut Ketua Peneliti Dr Hyun Joon Shin, penelitian tentang mengonsumsi mie instan difokuskan di Korea Selatan karena mie instan merupakan salah satu makanan favorit orang Asia. Korea Selatan merupakan negara yang tertinggi tingkat konsumsi mi instannya di dunia.

Dalam beberapa tahun terakhir, menurut hasil penelitian tersebut, ditemukan peningkatan jumlah masalah kesehatan, terutama penyakit jantung dan banyaknya orang dewasa yang kegemukan. Atas dasar itulah, Shin melakukan penelitian untuk mengetahui kaitan antara konsumsi mie dan kesehatan.

Ternyata, terlalu sering mengonsumsi mie intan akan meningkatkan risiko penyakit sindrom kardiometabolik. Kondisi ini bisa membuat seseorang berisiko tinggi terkena penyakit jantung, diabetes, dan stroke. Mereka mengonsumsi mie instan tiga kali sepekan.

Sama seperti makanan yang diproses lainnya, kandungan garam mie instan sangat tinggi dan pola makan tinggi mineral seperti itu berpotensi meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

Penelitian lain juga dilakukan ahli kesehatan pencernaan dari Massachusetts General Hospital di Boston bernama Braden Kuo. Ahli kesehatan pencernaan ini menggunakan kamera berukuran sangat kecil untuk melihat apa yang terjadi pada organ pencernaan setelah seseorang makan mie ramen instan.

Mie ramen instan, menurut Kuo, pada umumnya mengandung zat kimiatertiary-butyl hydroquinone (TBHQ). Pengawet makanan yang merupakan produk biobutane, yang juga dipakai dalam industri minyak.

Menurut percobaan ini, setelah satu atau dua jam, mie instan ramen tidak mudah dipecah oleh usus dibanding dengan mi ramen yang dibuat sendiri. So meski mie instan memberi sejumlah kemudahan dan tampilannya cukup menggoda sebaiknya jangan mengonsumsinya secara berlebihan demi kesehatan Anda.*****

Awali Bisnis Bermodal Rp 635 ribu. Berminat? Hub 0813 5505 2048 PIN 7D3F47E5

0 comments:

Post a Comment