Friday 8 August 2014

Ini peringatan buat seluruh pemangku kepentingan, khususnya di bidang pendidikan. Gara-gara dana tunjangan sertifikasi yang menjadi hak mereka belum dibayarkan, para pahlawan tanpa tanda jasa itu mogok pun mengajar. Ayo siapa yang harus bertanggungjawab.

Mogok rupanya menjadi salah satu cara terbaik untuk memaksa penguasa memenuhi kewajiban dan tanggung jawabnya. Dan itu menjadi pilihan terbaik bagi guru SMP Negeri 17 Makassar untuk menyatakan protes mereka terhadap penundaan pencairan dana tunjangan sertifikasinya.

Mereka merasa dipersulit karena rekan-rekan mereka di sekolah lain sudah menerima dana tunjangan sertifikasinya. Perbedaan perlakuan itulah yang membuat 54 guru di SMP tersebut mogok mengajar.

Aksi mogok yang berlangsung, sejak Rabu (6/8/14) itu, baru berhenti setelah Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar yang menemui mereka dan berjanji akan segera mencairkan dana tunjangan yang dituntut. Dana tersebut akan ditransfer ke rekening masing-masing guru.

Kedatangan dan janji kepala dinas pendidikan yang akan segera mencairkan dana tunjangan tersebut bisa memunculkan banyak penafsiran perihal alasan keterlambatan pencairan dana sertifikasi itu. Artinya, pencairan itu bisa dilakukan segera jika ada paksaan.

Ini menjadi preseden yang sangat buruk, karena bisa muncul asumsi bahwa bisa jadi dana tunjangan sertifikasi tersebut benar-benar sengaja ditahan seperti dugaan para guru yang mogok. Buktinya, kepala dinas berjanji akan segera mencairkannnya. Dampak lebih jauh dan buruk adalah, jika ada ketidakpuasan yang dirasakan oleh para guru maka jalan keluarnya adalah demo dan demo. Ini menjadi contoh kurang bijaksana bagi anak didik, khususnya di sekolah tersebut.*****

Awali Bisnis Bermodal Rp 635 ribu. Berminat? Hub 0813 5505 2048 PIN 7D3F47E5

1 comments:

  1. percuma saja 20% apbn untuk pendidikan, banyak menguap kemana-mana

    ReplyDelete