Tuesday 26 August 2014

Cerita tentang Pasar Sentral Makassar laksana sebuah buku yang tak memiliki lembaran terakhir. Pasar Sentral Makassar ini nyaris tak pernah lepas dari masalah, khususnya antara pedagang dengan pengembang yang diberi kepercayaan oleh Pemerintah Kota Makassar mengelola pasar tersebut.

Ketika, pasar ini pertama kali direnovasi oleh pengembang yang sampai saat ini masih mengelolanya, saya baru memulai pekerjaan sebagai jurnalis di Harian Pedoman Rakyat, yang kini sudah tidak terbit lagi.

Ada satu hal yang tidak bisa lepas dari ingatan saya. Ketika pasar tersebut sudah rampung dan sudah mau dioperasikan tiba-tiba pengembang menambah bangunan di beberapa lantai yang disebutnya sebagai Kios Mini. Bangunan tersebut sangat jelas tidak ada dalam maket atau denah awal pembangunan pasar sentral.

Awalnya, aksesories tambahan itu menjadi sorotan anggota dewan saat itu dengan memanfaatkan media sebagai corongnya. Namun entah mengapa, sorotan itu tiba-tiba berhenti. Seolah raib ditelan bumi.

Ini diperparah oleh sikap media (paling tidak wartawan yang bertugas meliput di lokasi tersebut) yang tidak kritis terhadap sikap anggota dewan yang tiba-tiba bungkam dan seolah-olah menganggap bangunan tambahan itu sebagai sesuatu yang tidak perlu dipersoalkan. Dan saat itu pengembang berdalih bahwa Kios Mini itu dibangun untuk memenuhi permintaan pedagang yang lama yang tidak terakomodasi.

Kini, setelah pasar sentral direnovasi lagi untuk kesekian kalinya pascakebakaran, muncul persoalan baru yang memperhadapkan kepentingan pedagang dengan pengembang. Dan ujungnya adalah soal harga kios yang dianggap pedagang sangat mahal dan memberatkan.

Pedagang yang tampil sebagai perwakilan sesama pedagang dalam menyuarakan keberatannya juga tidak banyak berubah. Hanya ada tambahan orang yang sebenarnya juga adalah pedagang lama, namun saat kisruh terjadi beberapa waktu lalu tidak pernah turun langsung menyuarakan penolakannya.

Kisruh ini sebenarnya tidak perlu berkepanjangan. Pemerintah Kota Makassar juga seharusnya berani menoleh ke belakang dengan melihat sepak terjang pengembang yang sudah diserahi amanah. Bukannya berlindung dengan mengatakan, kalau soal harga kios pemerintah kota tidak masuk dan ikut campur. Lalu kepada siapa pedagang harus menyatakan ketidakberdayaannya?*****

Awali Bisnis Bermodal Rp 635 ribu. Berminat? Hub 0813 5505 2048 PIN 7D3F47E5

0 comments:

Post a Comment