Saturday 29 November 2014

Remaja itu harus meregang merelakan nyawa meninggalkan raganya. Dia tentu tak pernah berharap menjadi korban dari kebrutalan saat unjuk rasa berlangsung di Jl Urip Sumoharjo. Ya … unjuk rasa terkait kenaikan harga BBM sudah memakan korban jiwa.

Pemuda 17 tahun bernama lengkap Muhammad Arif itu menjadi korban saat bentrokan terjadi antara pengunjukrasa dengan petugas keamanan. Korban sudah dimakamkan di Pemakaman Umum Pampang. Pertanyaannya adalah, setelah jatuh korban rakyat tak bersalah, masihkan unjuk rasa yang bisa berujung kekerasan itu akan tetap berlanjut?

Tak perlu menunggu lama untuk mengetahui jawabannya, karena siang tadi (Sabtu, 29 November 2014) sekelompok mahasiswa yang mengusung bendera salah satu organisasi berlabel salah satu agama yang diakui di republik ini masih juga berunjukrasa di depan Kampus Unismuh Makassar Jl Sultan Alauddin Makassar. Sebuah truk terparkir melintang tidak jauh dari sebuah SPBU menjadi panggung orasi bagi mereka yang berteriak-teriak mengatasnamakan perjuangannya untuk kepentingan rakyat.

Akibatnya bisa diduga. Kendaraan mengular merayap pelan. Kemacetan ini makin diperparah oleh perilaku pengguna jalan yang tidak menghargai orang lain. Seruduk kiri atau kanan bukan hal tabu bagi mereka. Yang penting dia jalan duluan. Tidak ada urusan dengan orang lain. Saya pun yang berada dalam pusaran kemacetan itu hanya bisa menahan napas melihat perangai pengguna jalannya yang seolah dialah yang paling berhak jalan duluan.

Sebagai rakyat kecil yang berburu dengan waktu. Mengantar anak ke sekolah sembari menjaga rentang waktu agar tidak telat ke kantor, unjuk rasa itu jelas sangat mengganggu produktivitas dan kedisiplinan penggunaan waktu. Apapun alasannya.

Tapi siapa yang bisa melarang mereka yang secara sengaja mengganggu pengguna jalan yang belum tentu setuju dengan aksi itu? Dan aparat kepolisian pun hanya bisa menyaksikan aksi itu. Ya menyaksikan dari jarak dekat sambil mengatur arus lalu lintas agar tetap bisa jalan.

Satu nyawa sudah melayang. Belasan orang sudah luka-luka. Dan empat mahasiswa sudah dipecat dari kampusnya. Masih adakah yang akan menjadi korban berikutnya? Hanya waktu yang akan menjawabnya.*****

Awali Bisnis Bermodal Rp 635 ribu. Berminat? Hub 0813 5505 2048 PIN 7D3F47E5

0 comments:

Post a Comment