Saturday 6 September 2014

Poros Jalan Usman Salengke, mulai dari lampu merah persimpangan jalan menuju Malino hingga depan Stadion Kalegowa Kabupaten Gowa, tiba-tiba lengang. Pengguna jalan yang biasanya berkeluh kesah dalam jebakan kemacetan, bisa menikmati perjalanan tanpa gangguan macet rutin. Itu setelah ribuan pedagang kaki lima dipindahkan dari jalan tersebut.

Proses pemindahan pedagang kaki lima (PKL) dari berbagai titik di poros jalan menuju Pallangga itu berjalan relatif mulus. Nyaris tanpa protes yang berpotensi menggagalkan relokasi ke pasar modern berlantai tiga bernama Pasar Minasamaupa. Pasar hasil renovasi pasar sebelumnya yang dibangun menggunakan biaya dari APBN dan APBD Kabupaten Gowa dengan menghabiskan anggaran senilai Rp 73 miliar.

Jauh sebelum ribuan PKL itu dipindahkan, pemerintah setempat sudah melakukan sosialisasi kepada para pedagang, sehingga proses pemindahannya tidak menimbulkan gejolak. Di sisi lain, pedagang pun sepertinya sudah ingin menikmati fasilitas di pasar yang baru direnovasi tersebut.

Apalagi pemerintah setempat sudah cukup lama memberi toleransi kepada pedagang ketika mereka akan direlokasi, beberapa bulan lalu. Saat itu, para pedagang minta agar pemindahan ditunda hingga selesai lebaran Idul Fitri tahun 2014. Harapannya, mereka masih menikmati booming omzet di hari-hari menjelang lebaran.

Pengalaman Pemerintah Kabutapen Gowa merelokasi ribuan PKL dari sejumlah titik tanpa gejolak itu, menjadi catatan penting bagi semua pihak, khususnya dalam menangani PKL. Artinya, pemindahan pedagang itu bisa dilakukan tanpa menimbulkan protes yang berpotensi memunculkan masalah baru. Initinya, pedagang memahami makna untuk apa mereka pindah ke tempat yang baru dengan harapan baru pula. Dan itu hanya bisa dilakukan dengan sosialisasi secara tepat.

Pedagang kaki lima juga merupakan salah satu bagian penting dari masyarakat ini negeri yang besar ini. Meski sering dianggap sebagai biang penyebab kemacetan di sejumlah titik jalan, namun semangat mereka mencari nafkah perlu diapreasiasi. Dan betapa pun kecilnya sumbangsih terhadap penerimaan negeri ini, para pedagang itu tetap saja menjadi salah satu sumber pendapatn pemerintah daerah.

Hitung saja, berapa banyak model pungutan yang mereka penuhi. Mulai dari pembayaran retribusi berjualan, hingga retribusi kebersihan. Mereka lakukan itu semua tanpa banyak protes.*****

Awali Bisnis Bermodal Rp 635 ribu. Berminat? Hub 0813 5505 2048 PIN 7D3F47E5

0 comments:

Post a Comment