Wednesday 8 October 2014

Berita politik lokal selalu menarik perhatian saya. Apalagi berita terkait perebutan kursi Bupati Bulukumba yang akan ditinggalkan oleh Zainuddin Hasan. Meski jarang pulang kampung, perkembangan tanah leluhur selalu menarik perhatian. Berita sekecil apapun mampu memaksa saya untuk membacanya.

Berita politik terhangat belakang ini adalah makin banyaknya yang menyatakan minat menjadi bupati. Ada politisi, birokrat, pengusaha, dan pula akademisi. Semua “menjual diri” kepada komunitas. Sesuatu yang sangat jarang mereka lakukan sebelumnya. Bahkan bisa dikatakan, itu sebagai kebiasaan baru. Tujuannya, sangat jelas dan mudah dibaca. Menarik simpati publik.

Tetapi banyak hikmahnya. Selain silaturahmi yang sudah agak renggang kini terjalin erat. Rakyat pun kebagian manfaat langsung. Lihatlah, saat Lebaran Idul Adha misalnya, sejumlah bakal calon memanfaatkan hari raya umat Islam itu sebagai momentum untuk mendekati rakyat. Cukup banyak hewan kurban yang disumbangkan sang kandidat yang dagingnya tentu saja dibagikan kepada publik.

Ziarah ke makam tokoh yang tidak pernah dikunjungi pun kini dilakukan. Politik memang dinamis. Cair dan cukup menggoda untuk terus diikuti. Setiap saat bisa menampilkan sisi berbeda dari detik sebelumnya.

Dan seperti biasa, nyaris semua bakal calon sudah mengklaim didukung oleh komunitas dan tokoh yang telah dikunjunginya. Mereka seolah lupa atau sengaja menutup mata bahwa klaim serupa juga dilakukan tokoh lainnya yang telah melakukan kunjungan ke tempat yang sama.

Banyaknya bakal calon yang bermunculan sebenarnya menunjukkan bahwa banyak tokoh yang lahir di Bumi Panrita Lopi dan siap memimpin daerah tersebut. Dan itu kembali kepada rakyat untuk lebih cerdas memilih. Jika ternyata pilkada tidak dikembalikan ke format orde baru.

Cermati nama-nama yang muncul. Paling tidak itu yang sering dimuat media massa, beberapa pekan terakhir. Dari kalangan politisi ada nama Isradi Zaenal yang juga dikenal sebagai pengusaha, Muttamar Mattotorang, Askar HL, Zunaidi Hasan, A Hamzah Pangky.

Dari Birokrat ada Andi Bau Amal, A Maskur Sultan, A Sirman Gani, dan A Untung Pangky. Dari kalangan akademisi muncul nama Ahmad Gani, Muh Ramli Umar. Dan dari kalangan pengusaha muncul nama Irwanto Hasan dan Nawawi Burhan.

Karena saya jarang pulang kampung dan keterbatasan informasi ada sejumlah nama yang masuk bursa itu saya tidak kenal dan baru mengetahuinya jika yang bersangkutan tertanya sikkampongku.

Awali Bisnis Bermodal Rp 635 ribu. Berminat? Hub 0813 5505 2048 PIN 7D3F47E5

0 comments:

Post a Comment