Saturday 31 August 2013

Entah apa yang ada di benak pencetus ide jalan sehat ini. Sebuah media menurunkan laporan tentang jalan sehat sapi, Sabtu (31/8/2013). Berita tersebut dilengkapi gambar sapi yang berjejer rapi jalan beriringan. Cukup besar, tujuh kolom.

Caption gambar menjelaskan bahwa sapi tersebut milik peternak di Antang. Jalan sehat sapi yang menyita perhatian warga setempat dilakukan agar sapi tetap sehat dan segar sebelum disembelih.

Saya terseyum membaca caption foto tersebut. Unik dan mampu mengundang senyum. Tetapi ada yang menarik perhatian saya. Pada salah seekor sapi yang sementara ngasoh di kandangnya, sebuah spanduk berwarna putih bertuliskan “Jalan Sehat Sapi”.

Bukan tulisannya yang menarik perhatian saya, tetapi warna dasar spanduk dan kombinasi garis warna hitam – kuning yang menghiasinya. Pikiran saya langsung tertuju pada salah partai yang terkena kasus dugaan korupsi impor daging sapi dan melilit mantan presidennya.

Pesan yang ingin disampaikan melalui spanduk berwarna putih tersebut sangat jelas dan penuh makna. Kepada siapa dan untuk apa pesan itu ditujukan.

Dan saya makin terpana setelah melihat halaman berikutnya yang memuat kembali gambar terkait dalam ukuran yang lebih besar dalam bentuk iklan satu halaman penuh. Dilengkapi judul yang sangat menohok.

Cintai produk dalam negeri. Kami juga butuh jalan sehat. Jangan politisasi kami. Apalagi menjadikan kami lahan korupsi.

Dunia politik memang penuh dinamika. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan. Iklan itu tentulah memuat pesan yang sangat dalam bagi yang berusaha memahaminya.

0 comments:

Post a Comment