Monday 2 September 2013

Usai sudah, sepuluh pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar periode 2014-2019 menyampaikan visi dan misi di dalam Rapat Paripurna DPRD Kota Makassar. Salah satu poin penting dalam penyampaian visi misi tersebut adalah taburan janji gratis nyaris dari semua calon.

Semuanya menjanjikan angin surga. Seolah berada di awan-awan. Entahlah, apakah visi dan misi yang merupakan janji kepada rakyat itu dibuat setelah menelaah kebutuhan riil rakyat Makassar, atau tidak.

Kemiskinan yang masih sangat kasat mata mendera masyarakat marjinal sungguh merupakan fakta yang tak terbantahkan. Tidak usah jauh-jauh mencarinya. Di sekitar kita beraktivitas, banyak kantong-kantong kumuh.

Masuklah ke perkampungan di belakang angkuhnya gedung-gedung bercakar beton. Tak akan sulit menemukan potret miris kehidupan warga miskin. Sangat kontras dengan kehidupan warga yang lebih beruntung yang hanya berada sepelemparan batu dari tempat mereka.

Bagi saya, janji itu terasa seperti di awang-awang. Bukan skeptis, tetapi khawatir tidak bisa diwujudkan jika mereka terpilih kelak. Memang tidak semua program yang ditawarkan mengawang-awang, tetapi nyaris semuanya tak bisa diukur karena indikator pengukurannya memang tidak jelas.

Karena semuanya masih dalam koridor mengejar kesempatan untuk menduduki kursi wali kota yang bakal ditinggalkan Ilham Arief Sirajuddin maka bisa dipahami jika banyak janji yang ditebar. Soal terukur atau tidak bukan masalah.

Kendati demikian, selayaknya lah kita berbaik sangka sembari mengingatkan bahwa “Janci MutaleE” adalah utang yang harus ditunaikan. Apapun alasannya. *****

0 comments:

Post a Comment