Friday 20 June 2014

Tahun pertama Danny Pomanto – Deng Ical memimpin Kota Makassar, tidak kebagian penghargaan Adipura, sebagai lambang kebersihan kota. Padahal, tahun sebelumnya, kota ini menyabet penghargaan tersebut. Buktinya bisa dilihat pada tugu yang berdiri kokoh di anjungan Pantai Losari.

Ini tentu tidak serta merta dilihat sebagai kegagalan Danny Pomanto dan Deng Ical, karena mereka baru berbilang hari menduduki kursi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar ketika pemenang Adipura itu diumumkan. Hanya saja, tidak bisa juga disalahkan sepenuhnya jika muncul kekecewaan terhadap kegagalan tersebut. Sebab warga kota biasanya tidak melihat proses penyebab kegagalan itu.

Respon duet Pemimpin Pemerintahan Kota Makassar pasca pengumuman tersebut patut diapresiasi. Sejumlah gerakan langsung diapungkan. Salah satunya Makassar Tidak Rantasa. Hanya saja, betapa pun bagusnya sebuah program yang digulirkan pemerintah jika tidak didukung oleh masyarakat maka hasilnya tidak akan maksimal.

Dalam kaitan inilah pentingnya keterlibatan langsung masyarakat untuk membuat Makassar menjadi kota yang benar-benar bersih. Bukan kota yang hanya dibersihkan menjelang penilaian adipura. Sehingga memunculkan guyonan bahwa Adipura diberikan kepada kota yang berpura-pura bersih.

Beberapa hari lalu, Wakil Wali Kota Makassar yang familiar disapa Deng Ical memberi contoh yang tak lazim dilakukan pejabat sebelumnya. Usai mengikuti sebuah kegiatan di Balaikota, Deng Ical berjalan kaki di sekitaran kantor tersebut sembari memungut sampah yang ditemukannya di jalan yang dia lewati.

Ya… Deng Ical sedang mengimplementasikan program Makassar bersih bersama LISA. LIat Sampah Ambil. Cara yang dilakukan itu sangat simpatik. Buktinya ada seorang penjual yang tersipu malu ketika Deng Ical memungut sampah di kios jualannya sembari mengatakan, jangan buang sembarangan sampahta ibu.

Sosialiasi seperti itu penting terus dilakukan. Khususnya kepada mereka yang sangat tidak peduli terhadap kebersihan kota. Rasa memiliki Makassar yang bersih perlu terus digelorakan agar warga benar-benar bisa mengubah kebiasaan buruknya membuang sampah di sembarang tempat. Sudah jamak disaksikan pengendara mobil yang melaju di dalam kota tiba-tiba membuang pelastik bekas kemasan cemilannya. Kebiasaan buruk itu tidak hanya mengotori kota tetapi juga bisa membahayakan orang lain.

Kebersihan Makassar bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Warga kota pun mestinya terlibat aktif ambil bagian di dalamnya. Bukankah kalau Makassar Bersih warga kota jua lah yang akan menikmatinya? Dan betapa nyamannya hidup di lingkungan yang bersih.*****

Awali Bisnis Bermodal Rp 635 ribu. Berminat? Hub 0813 5505 2048 PIN 7D3F47E5

0 comments:

Post a Comment