Anak Di Bawah Umur Kerja di Kafe

Memprihatinkan. Tiga siswa sekolah menengah pertama asal Makassar yang dilaporkan hilang oleh keluarganya, Kamis (21/5/2015), ditemukan menjadi pelayan di sebuah café di Tanjung Bira Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba.

Ketiga anak tersebut sudah diamankan oleh Satpol PP Kabupaten Bulukumba dan diserahkan kepada orangtuanya masing-masing. Anak tersebut mengaku tidak sadar sudah berada di kafe tersebut diantar oleh seorang perempuan berusia paruh baya.

Kronologis “terdamparnya” ketiga anak tersebut di Kafe Cakrawala di Tanjung Bira itu masih misterius dan harusnya menjadi pekerjaan rumah aparat terkait di Kabupaten Bulukumba, karena boleh jadi itu sebuah sindikat. Bahkan, tidak menutup masih ada anak yang lain yang dipekerjakan paksa seperti mereka.

Perkembangan Tanjung Bira sebagai salah satu destinasi pilihan bagi mereka yang gemar berwisata pantai sangat pesat. Jejeran vila dan penginapan memadati sisi jalan nyaris tak ada lagi lahan kosong yang dibiarkan menganggur. Perkembangan ini seharusnya dicermati secara detail oleh semua pemangku kepentingan di daerah tersebut. Apalagi, Bira kini sudah terbuka oleh para pendatang, bukan hanya oleh wisatawan local tetapi juga dari manca negara dengan aneka karekter yang berbeda jauh dengan adat ketimuran kita.

Pemerintah setempat harusnya melakukan secara ketat dan berkala. Khususnya terhadap tempat hiburan malam yang berpotensi mendatangkan masalah. Baik soal keamanan maupun degradasi moral terhadap anak-anak bangsa. Salah satu contoh terbaru adalah, ditemukannya tiga anak di bawah umur yang dipekerjakan di café yang melayani pengunjung dewasa.

Tidak mungkin menahan laju perkembangan pembangunan. Termasuk di Tanjung Bira. Tidak ada yang bisa memastikan apa yang bakal terjadi di tempat wisata yang terletak di kaki Pulau Sulawesi tersebut. Yang pasti, Bira sekarang sudah sangat jauh berbeda ketika daerah itu belum dijamah oleh para pendatang. Suasananya sangat berbeda ketika objek wisata itu hanya dinikmati oleh penduduk lokal. Yang sama mungkin soal sampah yang belum bisa bebas.

Dalam konteks perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang terus melaju pemerintah setempat perlu melakukan mengantisipasi agar aneka kemajuan tersebut tidak menggerus kearifan lokal yang justru menjadi modal dan benteng terakhir pertahanan nilai-nilai budaya. Catatan yang kalah pentingnya adalah menerapkan aturan secara konsisten dan tanpa pandang bulu. Penanganan kasus ditemukannya anak di bawah umur yang dipekerjakan di kafe itu layak ditunggu. Apakah akan dibiarkan menguap tanpa hasil atau bakal ada penjelasan kepada publik tindakan apa yang diambil pemerintah terhadap pengelola kafe yang ternyata mempekerjakan anak di bawah umur. Save Bira. Pertahankan nilai-nilai luhur yang dimiliki warga lokal.*****

Mau Mulai Bisnis dengan Modal Kecil? Hub 0813 5505 2048 - PIN 7D3F47E5