Tuesday 26 May 2015

Sekitar 30-an pahlawan tanpa tanda jasa di Kabupaten Bulukumba enggan mengajar. Mereka mogok karena honor mereka sebagai tenaga kontrak, sejak Januari 2014 hingga aksi dilakukan, Sabtu (23/5/2015), tak kunjung dibayarkan oleh sekolah.

Guru honorer berstatus kontrak di SMK Negeri 1 Kabupaten Bulukumba itu enggan mengajar karena merasa jerih payah mereka seolah tidak dihargai oleh pihak pengelola sekolah. Sikap sekolah itu menyebabkan para guru bertindak kurang elegan yang justru merugikan siswa dalam proses belajar-mengajar.

“Kami ada 30 orang di sini mogok mengajar. Teman-teman kesal karena honor kami tidak dibayar sejak Januari tahun 2014 lalu,” kata salah seorang guru kontrak seperti dilansir Tribun Timur (Selasa, 26 Mei 2015).

Dari 30 guru kontrak yang mengaku belum terima honor itu, sepuluh di antaranya sudah memilih mengundurkan diri karena merasa sekolah tempat mereka mengajar tidak memberi kontribusi terhadap cucuran keringat mereka.

Pemerintah harus segera turun tangan menangani masalah tersebut. Apalagi jumlah peserta didik di sekolah tersebut relatif besar. Mencapai 1.500 siswa. Memang ada guru yang berstatus PNS yang mungkin bisa mengambil tugas-tugas guru yang mogok itu, namun sepertinya bakal kurang maksimal.

Perlakuan pihak sekolah yang menahan atau belum membayarkan honor guru tersebut, selama setahun sangat memprihatinkan. Bagaimana mungkin para guru itu bisa tenang mengajar jika hak-hak mereka sudah setahun lebih tidak diberikan?

Rasanya tidak elok mendengar perlakuan seperti itu terjadi di sekolah. Sebab bukankah institusi itu yang justru seharusnya menunjukkan sikap toleransi yang tinggi sebagai salah satu bagian dari pelajaran yang disampaikan kepada siswa-siswinya?*****

Mau Mulai Bisnis dengan Modal Kecil? Hub 0813 5505 2048 - PIN 7D3F47E5

0 comments:

Post a Comment