Wednesday 27 May 2015

Entah apa yang ada dalam benak salah seorang suster di Rumah Sakit Dadi ketika memutuskan menolak calon pasien, seorang nenek berusia 70-an tahun, untuk dirawat di rumah sakit tempatnya bekerja.

Keluarga calon pasien menyoal alasan penolakan yang dikemukakan sang suster rumah sakit tersebut, hanya sesaat setelah melihat nenek renta itu terbaring lemas di atas mobil. Padahal, saat itu sang nenek sangat membutuhkan pertolongan medis yang tidak semua orang bisa melakukannya.

Tribun Timur, Selasa (26/5/2015), halaman depan, melansir pengaduan keluarga calon pasien yang menyebut bahwa ketika suster rumah sakit itu melihat nenek yang diketahui bernama Dg Pati, dia langsung mengatakan, tidak bisa dirawat di rumah sakit tersebut karena tidak ada kamar yang kosong. Keluarga calon pasien itu kesal karena suster mengatakan itu sebelum mengechek ke bagian lain. Mereka menduga informasi yang diberikan itu tidak akurat. Apalagi keluarga calon pasien sudah meyakinkan bahwa sang nenek butuh pertolongan secepatnya.

Dalam kasus tersebut, keluarga pasien tidak menuntut banyak. Mereka hanya berharap pihak rumah sakit melakukan pertolongan terlebih dahulu kepada neneknya yang sedang sakit. Apalagi kondisi sang nenek sudah kepayahan. Soal ada atau tidak ada kamar yang bisa digunakan untuk perwatan bisa dibicarakan kemudian. Apalagi ini rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang sangat getol mengampanyekan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan gratis.

Menghadapi penolakan yang dinilainya tidak adil, Cucu Dg Pati bernama Imran hanya bisa pasrah dan membawa neneknya ke rumah sakit lain, Stella Maris. Di rumah sakit tersebut Dg Pati dirawat di ruang ICU. Hanya kondisinya masih lemah karena terlambat mendapat pertolongan medis.

Insiden penolakan calon pasien yang dilakukan rumah sakit milik pemerintah daerah ini cukup memprihatinkan dan perlu mendapat perhatian para pihak agar warga yang datang, tidak kecewa luar biasa. Jika memang kamar untuk perawatan sudah penuh, mungkin kebijakan khusus yang diberikan buat calon pasien yang benar-benar butuh pertolongan medis secara dini.

Sayangnya berita yang sangat menyentuh dari sisi kemanusiaan itu tidak mendapat tanggapan dari mereka yang biasanya responsif terhadap sebuah isu. Jurnalis pun tidak menurunkan lagi follow up dari berita tersebut. Termasuk tanggapan dari mereka yang selalu berkoar-koar mengatasnamakan rakyat. Padahal perlakuan terhadap salah seorang rakyat yang butuh pertolongan seperti inilah yang seharusnya diperhatikan.*****

Mau Mulai Bisnis dengan Modal Kecil? Hub 0813 5505 2048 - PIN 7D3F47E5

0 comments:

Post a Comment