Monday 9 September 2013

Pelan tapi pasti, tensi politik di Makassar terus meninggi. Jelang hari H pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota, saling serang antarpasangan calon pun terus berlangsung. Tidak puas saling menjelekkan melalui juru bicara masing-masing, pasangan calon melakukan kreasi serangan melalui iklan di media cetak khususnya. Medan perangnya tetap sama.

Hebohnya lagi, serangan tidak hanya dilakukan secara langsung oleh para kontestan, namun ada juga yang dilancarkan melalui mulut dan tanga pihak lain yang tiba-tiba muncul bak pahlawan kesiangan. Berlagak bersih, padahal caranya menyerang kandidat tertentu justru menujukka identitasnya sebagai pengecut. Dan itu tidak hanya dilakukan oleh mereka yang berlatar pendidikan rendah.

Peran kata-kata dan simbol dalam sebuah iklan menjadi sesuatu yang menarik sekaligus menjadi hiburan tersendiri. Kreativitas tim pemenangan mampu menghadirkan informasi yang selama ini samar-samar atau sama sekali gelap menjadi lebih terbuka.

Liatlah sebuah iklan yang memuat barisan sapi yang berjejer rapi di jalanan. Liat pula iklan yang menyajikan gambar mobil dengan simbol warna dan model mobil yang mencirikan pasangan calo tertentu.

Testimoni tokoh tentang jasa ataupun keberhasilan salah satu calon banyak menghiasi lembaran-lembaran media. Dan itu termuat dalam bentuk iklan. Ini bisa melahirkan berbagai penafsiran. Bukan hanya terhadap pasangan calon yang dicitrakan biak, tetapi juga terhadap sang pemberi testimoni. Publik bisa menilainya sebagai cerminan sikapnya yang selama ini tidak tampak.

Sah-sah saja jika ada tokoh memberikan testimoni terkait pasangan calon. Apalagi kalau pernyataannya itu benar dan sesuai fakta. Namun akan menjadi lain jika pernyataan itu dilebih-lebihkan atau terlalu bombastis sehingga cenderung membingungkan atau bahkan membodohi rakyat yang akan memberikan suaranya.

Bisa dipahami, jika pasangan calon melakukan berbagai cara untuk memenangkan perebutan kekuasaan. Sikut kiri, sikat kanan sudah menjadi lumrah bagi mereka. Soal etika menjadi urutan paling buntut. Yang penting adalah meraih kemenangan. Apapun caranya.

Menarik ditunggu hasil akhir perebutan kekuasaan tersebut. Termasuk, mengamati kompensasi apa yang bakal didapatkan oleh mereka yang berjasa menjelekkan pesaing pasangan dukungannya.

0 comments:

Post a Comment