Sunday 14 July 2013

Belum hilang dari ingatan ditemukannya buku pelajaran untuk anak sekolah dasar berbau porno di Bogor, Jawa Barat, ditemukan lagi buku yang sama di Samarinda, Kalimantan Timur. Buku berbau porno itu sudah beredar di kalangan anak-anak sekolah dasar. Kenapa anak-anak kita dirusak sedemikian rupa? Masih pantaskah pembuatnya dipercaya?

Ada apa dengan pemerintahan ini? Kenapa selalu saja kecolongan? Kenapa buku-buku yang direkomendasikan untuk pelajaran anak-anak di sekolah dasar bisa tidak terkontrol isinya? Ini perlu penangangan serius. Sebab jika terus dibiarkan, bisa berakibat fatal.

Sekarang, pelaku coba merasuki pikiran anak-anak kita dengan tulisan yang berbau porno yang tersamar dalam buku pelajaran yang disuplai ke sekolah. Tidak ada jaminan, jika tahun-tahun berikutnya mereka akan berbuat sesuatu yang jauh lebih dahsyat.

Rasanya sulit untuk dipercaya, jika isi buku yang beredar itu tidak dipahami tim penulis pemesannya. Sebab sebelum naik cetak, tentulah tim penyusun yang dipercaya sudah harus memeriksa isinya, apakah sesuai dengan permintaan atau tidak. Ataukah memang tim penulis menganggap isinya layak dibaca oleh anak-anak usia sekolah dasar?

Ketika buku pelajaran untuk anak SD yang di dalamnya terdapat tulisan yang tidak layak dibaca untuk anak sekolah dasar ditemukan, pemerintah seharusnya sudah harus mengambil langkah tegas. Memanggil penanggung jawab pencetakan buku tersebut. Karena hampir bisa dipastikan, masih buku serupa beredar juga di daerah lain.

Tetapi karena pemerintah lambat bereaksi, buku serupa beredar juga di Samarinda. Ataukah pemerintah tidak peduli dengan temuan tersebut? Kenapa buku berjudul Aku Senang Belajar Bahasa Indonesia berlabel Pendidikan Berbasis Karakter Bangsa itu masih beredar?

Semoga saja penulis buku tersebut “hanya” khilaf dan berfikir bahwa tulisannya yang dipersoalkan banyak kalangan itu sudah layak dibaca oleh anak-anak sekolah dasar.(Rusdy Embas)

0 comments:

Post a Comment