Tuesday 30 July 2013

Tensi politik menjelang pemilihan Wali Kota Makassar untuk menggantikan Ilham Arief Sirajuddin kian tinggi. Saling sindir antarjuru bicara calon tidak terelakkan. Bahkan sudah cenderung saling menyerang dan menjelekkan. Itulah politik.

Pencitraan para calon pun terjadi setiap hari. Bulan Ramadan menjadi momentum bagi mereka. Semuanya seolah berlomba menunjukkan diri sebagai yang paling dermawan dan sangat peduli rakyat miskin.

Tidak mengherankan jika setiap hari media menyajikan berita kunjungan sang calon ke sejumlah pemukiman pada penduduk. Tujuan mereka tentu saja untuk merebut dukungan di kantong-kantong suara potensial tersebut. Dan bagi-bagi kudapan untuk buka puasa pun menjadi utama.

Ironisnya, sejumlah calon menawarkan Kartu Gratis kepada warga sebagai jualan untuk menarik simpati pemilih. Mereka sepertinya miskin kreativitas. Mengadopsi ide calon sebelumnya. Bahkan nyaris menduplikasinya secara utuh. Yang membedakan hanya nama.

Meski harus diakui, ada juga calon yang memang sangat kreatif. Membangun citra diri dengan cara yang berbeda. Meski tetap saja terselip serangan tersembunyi dalam menyampaikan ide-idenya. Khususnya gambar yang ditampilkan di iklan media cetak.(Rusdy Embas)

0 comments:

Post a Comment