Thursday 25 July 2013

Beberapa pekan lalu, ketika sejumlah pemilik modal masuk Makassar berinvestasi di bidang property – termasuk membangung hotel berbintang - pelaku ekonomi di daerah ini menyambut antusias dan menyebut Makassar memang masih butuh sejumlah hotel seiring geliat ekonomi lokal yang kian dinamis. Tetapi kemarin, Ketua PHRI Sulawesi Selatan, tiba-tiba menggelar jumpa pers dan merekomendasikan agar dinas pariwisata menutup kran perizinan untuk membangun hotel baru di Makassar. Ada apa?

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulawesi Selatan mengaku menjamurnya industri perhotelan di Makassar dapat menimbulkan persaingan tidak sehat di Makassar. Data PHRI mengkonfirmasikan bahwa saat ini di Makassar telah ada 11.386 hotel, termasuk 30 di antaranya dalam masa pengerjaan.

Data itu juga menunjukkan pertumbuhan jumlah hotel mencapai 65 persen, sedangkan okupansi atau keterisian kamar justru turun sekira lima persen. Sehingga jika hotel yang sementara dalam pengerjaan itu rampung persaingan akan sangat ketat.

Menjadi pertanyaan yang sangat menggoda, kenapa baru sekarang rekomendasi itu dikeluarkan? Padahal, sebagai ketua PHRI Sulsel tentu sudah mengetahui data yang dibeberkannya itu sejak beberapa waktu lalu.

Ataukah rekomendasi itu sengaja diperlambat sembari menunggu hotel berbintang yang akan dikelola manajemen grup hotelnya mengantongi izin? Hanya yang bersangkutan yang tahu jawabannya.

Tingginya minat investor menanamkan dananya di bidang perhotelan tentu sudah didahului dengan studi kelayakan yang cukup valid. Sebab dana yang digelontorkan untuk membangun hotel dengan fasilitas bintang tentu tidak sedikit.

Pertumbuhan itu justru harus direspon secara positif karena menunjukkan bahwa kehadiran sejumlah hotel baru itu menjadi salah satu indikator pertumbuhan bisnis yang cukup prospektif sehingga akan berdampak pada pertumbuhan tingkat okupansi hotel.

Semoga rekomensi itu bukanlah salah satu bentuk proteksi diri agar tidak ada pemain besar di bisnis perhotelan yang masuk Makassar dan berpeluang mengganggu pertumbuhan grup hotel yang dikelolanya. Menarik ditunggu.(Rusdy Embas)

0 comments:

Post a Comment