Monday 14 April 2014

Perintah Kapolrestabes Makassar untuk melakukan tembak di tempat terhadap anggota geng motor yang mengganggu ketertiban umum tidak membuat sekelompok anak muda itu keder. Lihat saja aksi mereka pasca perintah itu dikeluarkan. Makin brutal. Sasaran dan waktu serangan pun dilakukan siang hari di tempat umum.

Hari ini Tribun memberitakan sekelompok anak muda yang ditengarai sebagai anggota geng motor menyerang Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, gara-gara tersinggung ditegur Satpam yang memintanya memarkir kendaraan di tempat yang sudah disiapkan.

Begitu mudahnyakah emosi anak-anak muda itu tersulut. Hanya gara-gara tidak terima teguran petugas keamanan aksi main hakim sendiri langsung kalau tidak disebut hukum rimba langsung diberlakukan. Mengapa itu bisa terjadi? Ada apa dengan mereka?

Kekerasan demi kekerasan di jalan tidak akan terjadi seperti sekarang ini jika saja polisi berani bertindak tegas. Keras bukan kasar tanpa dasar. Sikap tegas dan tanpa pandang bulu sangat diharapkan untuk menghentikan kekerasan di jalan-jalan. Kekerasan yang membuat warga Makassar tidak bisa hidup tenang. Apalagi di malam hari.

Sebelum insiden di rumah sakit, anggota geng motor juga dikabarkan menyerang sekelompok anak muda di Jl Toddopuli. Hanya saja, mereka mendapat perlawanan dari warga. Bahkan, anak-anak muda itu melarikan diri dan tak sempat membawa motor yang dikendarainya.

Serangan di daerah Perumnas dan rumah sakit itu mengkonfirmasikan kepada kita bahwa kawanan anak muda pengendara sepeda motor tersebut semakin berani malakukan kekerasan seolah tak bisa dicegah oleh aparat keamanan. Ancaman yang dikeluarkan oleh Kapoltabes hanya dianggap angin lalu. Dan itu merupakan tantangan jika tak ingin dikatakan tamparan keras buat kepolisian.

Kalau terduga teroris saja bisa diendus hingga ke pelosok nun jauh di sana, mengapa geng motor yang nyaris saban malam berkeliaran di jalan raya tidak bisa diatasi?

Mulai Bisnis Hanya Bermodal Rp 635 ribu – SMS info 081343561848

0 comments:

Post a Comment