Thursday 24 April 2014

Pemilu Legislatif 2014 mengonfirmasikan banyak hal kepada publik dan para politisi. Rakyat yang secara sadar telah menggunakan hak pilihnya, juga mengirim sinyal yang sangat jelas. Itu tercermin pada pilihannya terhadap caleg yang dinilainya layak masuk parlemen mewakili suara mereka. Meskipun itu masih sebatas harapan

Tribun, edisi Rabu, 23 April 2014, melansir sedikitnya ada 23 ketua partai yang tersebar di kabupaten dan kota se Sulawesi Selatan ternyata gagal mendulang suara dari publik untuk mengantarnya menjadi anggota parlemen.

Fakta itu sangat mengejutkan. Karena ada ketua partai yang tercatat sebagai petahana. Ada juga mantan politisi yang sudah menikmati empuknya kursi dewan sejak zaman Orde Baru. Meski ada juga politisi lama yang sama sekali belum pernah duduk. Mereka ternyata tidak mendapat mandat dari rakyat untuk menjadi legislator. Tampaknya, rakyat sudah makin kritis memilih sesuai penilaiannya sendiri.

Ini juga sebenarnya menjadi sinyal betapa kecewanya mereka terhadap kinerja para politisi selama ini. Bagaimana mungkin ketua partai justru kalah bersaing dari kader lainnya. Termasuk kader yang tidak duduk dalam struktural partai. Masih ada memang petahana yang tetap bisa melenggang ke parlemen, namun langkahnya terseok-seok. Harus berjibaku dengan kolega satu partainya dalam mensosialisasikan diri.

Kerja keras para petahana tidak hanya dalam meningkatkan citra diri, tetapi kewaspadaan juga ditingkatkan saat penghitungan suara hasil pemilu. Pasalnya, santer terdengar, banyak suara yang hilang karena dialihkan ke caleg lain. Baik sesama caleg satu partai maupun caleg dari partai lain.

Mulai Bisnis Hanya Bermodal Rp 635 ribu

0 comments:

Post a Comment