Tuesday 1 April 2014

Subhanallah. Kekerasan rupanya sudah merasuk jauh. Anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar pun sudah tega berbuat kejam yang berbuntut luar biasa. Menganiaya teman sekelasnya yang menyebabkan korban tewas.

Penganiayaan yang dilakukan tiga murid sekolah dasar itu memang tidak membuat rekannya tewas seketika di tempat kejadian. Namun akibat perbuatan mereka bocah itu harus meregang nyawa ketika sedang dalam perawatan di rumah sakit. Bocah bernama Syukur itu pun meninggal di Rumah Sakit Ibnu Sina setelah dirawat.

Tak ada yang berani memastikan jika bocah tersebut meninggal akibat perkelahian itu. Tidak keluarganya. Tidak pula aparat keamanan atau sekolah mereka. Karena peristiwa terjadi dalam perjalanan mereka pulang dari sekolah. Apalagi alamat tempat tinggal mereka tidak berjauhan.

Belum ada juga klarifikasi terhadap teman korban yang diduga terlibat perkelaihan dengan sang bocah. Keluarga juga belum melaporkan insiden tersebut kepada pihak berwajib. Mereka masih dalam suasan duka. Karena meski bermukim di Makassar, Sang anak dibawa ke Kabupaten Wajo untuk dimakamkan di bumi asal leluhurnya.

Perkelahian yang ditengarai sebagai penyebab kematian Sang bocah memang masih sebatas dugaan. Itu karena si anak ditemukan ayahnya tergeletak di tepi jalan seusai berseteru dengan teman sekelasnya. Korban hanya sempat menceritakan ke orang tuanya bahwa dia berkelahi dengan teman sekelasnya.

Hanya saja, usai peristiwa perkelahian tersebut, kepada orang tuanya, Syukur selalu mengeluh sakit perut. Penyakit yang tidak pernah dikeluhkan sebelumnya.

Kekerasan yang dilakukan seorang bocah juga dikabarkan terjadi Kabupaten Bone. Seorang siswa kelas enam sekolah dasar diduga menikam siswa SMK. Tidak sampai tewas, namun korbannya terpaksa dirawat di rumah sakit. Penyebab insiden pun belum jelas.

Poin penting dari kedua insiden tersebut mengkonfirmasikan kepada kita semua bahwa kekerasan kini ternyata sudah merasuk ke dalam jiwa anak-anak yang masih tergolong di bawah umur. Dan itu tak elok jika dibiarkan terjadi, karena kadar kekerasan berpotensi terus meningkat.

Usia yang seharusnya masih polos dari kebencian dan dendam yang berujung pada penganiayaan ternyata telah dilumuri kebencian yang luar biasa. Mereka tega menganiaya teman sendiri di usia yang masih sangat dini. Mereka melakukannya secara sadar atau tidak. Sengaja atau tidak. Itu sangat memprihatinkan. Kemana perginya nurani? Pendidikan yang diberikan di bangku sekolah dan likungan keluarganya?

Haruskah itu dibiarkan berlalu tanpa memetik hikmah dan pesan yang tersirat di dalam perilaku anak-anak kita? Saatnya untuk saling merenung mencari akar penyebab tindakan brutal generasi tunas-tunas bangsa itu. Mereka harus diselamatkan. Dan itu hanya kita yang bisa melakukannya secara bersama-sama.

Rebut Peluang Usaha Bermodal Kecil Hanya Rp 635 ribu

0 comments:

Post a Comment