Thursday 24 April 2014

Anwar Jimpe owner Penerbitan Inninnawa tidak sependapat dengan klaim yang menyebut minat baca masyarakat rendah. Pengalamannya mengelola Ininnawa sekira sembilan tahun lamanya mengkonfirmasikan bahwa minat baca masyarakat sejatinya tidaklah rendah.

Anwar Jimpe tampil berbagi informasi seputar buku dalam tudang sipulung Komunitas Blogger Anging Mammiri di Kafe Baca Jl Adhyaksa No 2 Makassar, Rabu (23/4/2014), berbagi informasi soal buku. Kegiatan yang diselenggarakan bertepatan dengan Peringatan Hari Buku 23 April 2014 ini mengangkat tema Berkumpul di Halaman Buku.

Jika ada teman yang memiliki atau menyimpan buku di rumahnya—dia sudah membaca buku tersebut atau belum—Jimpe sudah mengkategorikan yang bersangkutan memiliki minat baca.

Apapun pendekatan yang digunakan Jimpe dalam mengukur tinggi – rendahnya minat baca warga tentu sah-sah saja. Karena bicara soal minat baca seseorang memang sulit diukur secara matematis. Sebab bisa saja seseorang memiliki minat baca yang relatif tinggi, namun karena berbagai alasan, yang bersangkutan belum punya banyak waktu untuk membaca buku.

Masih minimnya jumlah pengunjung ke perpustakaan atau pun toko - toko buku dibandingkan jumlah penduduk suatu kota misalnya, juga tidak bisa serta merta digunakan sebagai alat justifikasi untuk memvonis tinggi rendahnya minat baca masyarakat secara umum. Meski hal itu bisa saja dijadikan salah satu parameter untuk menguji tinggi rendahnya minat dan kecintaan masyakat terhadap buku.

Pengamatan Jimpe terhadap perilaku pengunjung Kampung Buku yang dikelolanya menarik dicermati. Banyak pengunjung yang rela menyimpan KTP-nya sebagai syarat untuk bisa meminjam buku yang diminatinya. Dan yang bersangkutan ternyata bisa mengembalikan buku yang dipinjamnya tepat waktu.***

Mulai Bisnis Hanya Bermodal Rp 635 ribu

0 comments:

Post a Comment