Monday 7 April 2014

Bagi Anda yang mencari nafkah hingga malam hari, tingkatkan kehati-hatian agar tetap aman. Sebab jika tidak, malapetaka bisa menghampiri setiap saat. Hari ini, media memberitakan, kekerasan di jalanan makin menjadi-jadi. Bahkan, polisi pun, dikabarkan mengaku kewalahan mengatasinya. Entah bagaimana jadinya negeri ini, saat Negara dinilai tidak sanggup lagi memberi rasa aman bagi warganya.

Tindak kekerasan di jalanan menjadi berita yang tidak mengejutkan lagi bagi warga perkotaan. Rangkaian tindakan yang meneror masyarakat seolah melecehkan penegak kemanan negeri ini. Pengadangan dan penodongan terhadap warga yang jalan malam jelang dini hari seolah dianggap hal biasa. Padahal nyawa menjadi taruhan kekerasan itu.

Sekelompok anak muda dikabarkan secara mendadak menyerang sebuah pos penjagaan di salah satu kompleks perumahan elit di kawasan Panakkukang Mas Makassar. Aksi itu tentu saja menjadi teror yang amat nyata bagi masyarakat perkotaan. Pelakunya, tak takut lagi menghadirkan teror dan kekerasan, Berbekal senjata tajam, kelompok anak muda tersebut menyerang siapa saja dan dimana saja yang mereka kehendaki.

Aksi itu seolah menantang polisi untuk bertindak. Pasalnya, baru beberapa hari berselang, polisi menyampaikan ke publik akan melakukan patroli secara rutin terpadu di sejumlah daerah yang dinilai rawan untuk mempersempit ruang gerak para pengganggu, anak-anak muda itu sudah menebar teror. Seorang wartawan menjadi korbannya.

Sang jurnalis yang baru pulang melaksanakan tugasnya, di hadang oleh komplotan anak muda yang mengendarai sepeda motor. Peristiwanya, bukan di gang-gang sempit, tetapi di jalan protokol. Jl Urip Sumoharjo Makassar. Penebar teror ini memang hebat. Mampu memperdayai polisi yang sudah menyatakan perang terhadap pelaku teror dan pengganggu keamanan warga.

Mereka menyerang secara sporadis dan seolah datang dari berbagai penjuru mata angin. Berbekal senjata tajam dan anak panah di tangan, mereka datang menghadirkan teror bagi warga. Tanpa rasa takut. Kekerasan sudah menjadi bagian dari keseharian mereka.

Urat rasa takut mereka seolah sudah putus. Tak ada lagi kekhawatiran bakal menuai hukuman setimpal akibat perbuatan mereka. Penegak hukum tak lagi dianggap. Terbukti, waktu teror sudah terpola. Dini hari. Targetnya pun seolah sudah terpetakan. Tetapi mengapa penegak hukum tak berdaya mengatasinya?*****

Rebut Peluang Usaha Bermodal Kecil Hanya Rp 635 ribu

0 comments:

Post a Comment