Wednesday 7 January 2015

Hujan yang mengguyur Kota Makassar dan sekitarnya, dua pekan terakhir ini, mampu menampilkan wajah asli Kota Daeng yang diklaim sedang menuju Kota Dunia.

Genangan di sejumlah tempat, mengkonfirmasikan seperti apa kinerja jajaran pemerintahan kota yang diberi mandat mengelola kota ini. Sejumlah titik yang menjadi langganan genangan kala musim hujan tiba, menjelaskan mereka yang ditugaskan menangani masalah tersebut tidak belajar dari pengalaman. Padahal, itu sudah menjadi sorotan publik saban tahun.

Kubangan di dalam areal Terminal Malengkeri yang kebutulan nyaris setiap hari lewati misalnya, sungguh sangat menyesakkan dada. Pengunjung yang mestinya dilayani karena telah membayar biaya masuk tidak merasa kenyamanan. Pete-pete pun harus bermanuver dalam genangan untuk menghindari jalan berlubang.

Sulit dimengerti mengapa Pemerintah Kota Makassar membiarkan wajah bopeng jalanan dalam Terminal Mallengkeri itu dalam waktu yang cukup lama. Padahal, pemasukan dari terminal itu, saban hari masuk relatif besar. Setiap kendaraan yang lewat wajib membayar Rp 3.000 sekali masuk. Baik kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Itu belum termasuk sepeda motor yang dibebani Rp 2.000 sekali masuk. Bahkan di pintu keluar pun petepete masih harus nyetor lagi Rp 2.000 per unit.

Pemerintah memang sudah bekerja. Setidaknya itu menurut klaim mereka. Liatlah sejumlah slogan untuk mendukung kebersihan yang telah diluncurkan. Ada Makassar Tidak Rantasak. Ada pula LISA, LIhat Sampah Ambil. Lalu buang lagi karena tidak mau dibuang kemana. Belum lagi mobil pengangkut sampah yang berkeliaran dalam kota dengan membiarkan baknya terbuka untuk menyebarkan aroma khas sampah. Bahkan kadang menerbangkan sampah ke jalan yang sudah bersih.

Sejumlah drainase yang secara sengaja ditutup oleh pemilik bangunan untuk memanjakan diri sendiri dengan mengabaikan kepentingan warga juga sepertinya dibiarkan saja. Tengoklah saluran di depan atau di samping bangunan bertingkat. Katakanlah beberapa hotel atau ruko yang sengaja menutup got untuk dijadikan area parkir atau akses masuk ke hotelnya. Sepertinya pemerintah tutup mata saja melihat kenyataan itu.

Kalo cara kerja seperti ini dipertahankan, saya khawatir Kota Dunia hanya akan sebatas impian saja. Jika ingin berpikir positif baiknya kita tunggu mereka yang akan menempati jabatan sesuai hasil lelang menunjukkan kinerjanya. Karena tentu saja diharapkan berbeda dan lebih baik.*****

Awali Bisnis Bermodal Rp 635 ribu. Berminat? Hub 0813 5505 2048 PIN 7D3F47E5

0 comments:

Post a Comment