Friday 6 February 2015

Peringatan hari kelahiran sejatinya menjadi momentum terbaik untuk merenungkan tentang apa yang telah dilakukan. Paling tidak, dalam kurun waktu setahun yang telah dilewati. Pun demikian halnya dengan Kabupaten Bulukumba yang bulan ini berulang tahun ke 55 (4 Februari 1960 – 4 Februari 2015). Usia yang tentu saja tidak bisa lagi disebut muda.

Pertanyaannya adalah, dalam usia yang sudah setengah abad lebih itu, apa yang sudah dilakukan oleh mereka yang diberi mandat mengendalikan roda pemerintahan untuk membangun Bulukumba dan masyarakatnya. Mengapa pertanyaan seperti ini mengemuka dan ditujukan kepada pemegang mandat pemerintahan? Ya … karena di tangan merekalah akselerasi pembangunan di daerah tersebut diserahkan untuk diatur. Sukses dan gagal. Maju atau malah mundur adalah tanggung jawab mereka. Apapun alasannya.

Ulang tahun ke-55 Bulukumba kali ini terasa lebih istimewa, karena merupakan tahun kelima “masa pemerintahan” yang sering dikemas dalam kalimat lebih santun “masa pengabdian” Bupati Zainuddin Hasan bersama wakilnya Syamsuddin. Tentu tidak berlebihan jika momentum ini juag menjadi titik tolak untuk merefresh kembali apa yang telah dilakukan bupati berlatar belakang pengusaha itu membangun Bulukumba selama empat tahun kepemimpinannya. Bukan hanya pembangunan fisik tetapi juga pembangunan mental spiritual warganya.

Hampir bisa dipastikan, jawaban atas pertanyaan semacam ini akan memunculkan versi berbeda. Bagi yang berpikiran positif akan mengatakan Bulukumba sudah menunjukkan kemajuan dengan segala kekurangannya. Tetapi bagi yang berpikiran lain akan memberi penilaian yang berlainan pula. Bahkan bisa berbeda 180 derajat. Semua jawaban benar sesuai versi masing-masing.

Simak tema ulang tahun yang dipajang kali ini, “Dengan Semangat Hari Jadi Ke 55 Kabupaten Bulukumba Kita Tingkatkan Harmoni dalam Pelayanan Menuju Masyarakat Yang Lebih Sejahtera.” Kalimat ini memiliki makna yang sangat dalam. Sangat jelas kemana arah tema yang diusung ini. Pemerintah kabupaten menyadari sepenuhnya, bahwa mereka masih harus bekerja keras mewujudkan kesejahteraan rakyat. Poin lain yang bisa ditangkap adalah soal harmoni dalam pelayanan terhadap masyarakat. Masih perlu dibenahi untuk mencapai kualitas pelayanan paripurna yang diharapkan rakyat.

Saya tidak memiliki kapasitas untuk memberi penilaian sukses tidaknya kinerja pemerintah kabupaten di bawah kendali duet Zainuddin Hasan – Syamsuddin selama empat tahun masa pemerintahannya. Hanya saja, mungkin jarang pulang kampung, saya kadang pangling jika berjalan sendiri di dalam kota. Suasananya sungguh jauh berbeda dibandingkan dengan ketika saya masih menjalani pendidikan hingga tamat di SMA Negeri 1 Bulukumba. Namun pesan yang paling penting menurut saya adalah, masih ada waktu tersisa setahun untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawab sebagai pemerintah yang diberi mandat oleh rakyat. Apakah janji-janji kampanye sudah direalisasikan dalam kurun waktu empat tahun kekuasaan yang telah terlewati? Jika belum, saatnya menuntaskan janji-janji politik yang belum rampung. Tuntas atau tidak, sejarah akan mencatat seperti apa Anda merealisasikan janji-janji itu.

Dirgahayu Kabupaten Bulukumba. Bumi tempat para Panrita Lopi mengekspresikan bakat dan kepiawaiannya merekatkan pilahan papan tak berbentuk menjadi bahtera bernama Phinisi. Perahu yang mampu mengarungi ganasnya ombak samudera. Perahu khas yang menjadi ikon dalam lambang daerah Bulukumba Kita.*****

Bisnis Bermodal Rp 635 ribu. Berminat? Hub 0813 5505 2048 PIN 7D3F47E5

0 comments:

Post a Comment