Thursday 26 February 2015

Berita Fajar, Kamis (26/2/2015), tentang Bupati Bulukumba Zainuddin Hasan yang akan maju menjadi calon wakil bupati pada Pilkada Bulukumba mendatang cukup mengejutkan. Benar kata para cerdik pandai. Kekuasaan itu laksana candu yang membuat seseorang enggan meninggalkannya. Magnitnya terlalu kuat dan sangat menggoda.

Jika Zainuddin Hasan benar-benar melaksanakan niatnya maju lagi dalam pilkada Bulukumba akan memberi gambaran secara kasat mata tentang siapa dan bagaimana dia sesungguhnya. Kesediaannya menjadi wakil bupati sungguh sangat miris. Hanya karena sebuah jabatan untuk masa lima tahun ke depan, bersedia turun kelas. Itu memang hak setiap orang dan tidak bisa dilarang. Apalagi, jika tidak melanggar aturan.

Hanya saja, dari segi kepantasan rasanya keputusan itu kurang elok. Akan muncul dugaan bahkan mengarah tudingan bahwa yang bersangkutan ingin melanggengkan jabatannya sebagai penguasa di Bulukumba. Bukan sebagai pemimpin.Sinyal yang dikirim terlihat sangat kental dan mudah dibaca setelah anaknya terganjal aturan tentang politik dinasti. Tidak bisa mencalonkan diri sebagai bupati.

Tidak ada yang salah bagi seorang warga negara yang ingin maju bertarung memperebutkan jabatan publik yang memang dilakukan secara terbuka. Hanya saja, ada azas kepantasan dan kepatutan yang sangat elok jika tetap dijaga bagi seorang tokoh.

Meski tidak mengenal bupati secara pribadi dan belum melihat langsung model manajemen kepemimpinannya, namun kemampuannya mengorganisir dan mengelola kekuatan dan potensi diri sehingga bisa menjadi bupati di tanah rantau dan dilanjutkan di tanah leluhurnya membuat saya sangat kagum. Tidak banyak tokoh yang bisa melakukan hal-hal seperti itu.

Efek pernyataan kesediaan Zainuddin menjadi wakil bupati itu akan membuat konstelasi politik di Bumi Panrita Lopi berubah drastis. Apalagi, dia saat ini masih menjadi ketua salah satu partai dengan perolehan suara yang memiliki daya tawar cukup kuat. Bakal calon yang sudah sibuk melakukan sosialiasi dan telah mengkalkulasi peluang yang dimiliki harus berhitung ulang. Demikian pula halnya dengan partai politik.

Tapi itulah politik yang sangat cair. Mudah berubah hanya dalam hitungan detik. Bagaimanapun, keinginan Zainuddin untuk maju lagi menjadikan aroma pertarungan pilkada di daerah tempat para panrita Pinisi itu berdiam bakal semakin marak. Bebarapa tokoh yang pada Pilkada sebelumnya bertarung bakal saling berhadap-hadapan lagi.

Masyarakat Bulukumba tentu sudah tahu siapa di antara para tokoh itu yang layak diberi kepercayaan untuk MEMIMPIN Bulukumba. Bukan MENGUASAI karena tantangan ke depan bakal makin berat.*****

Bisnis Bermodal Rp 635 ribu. Berminat? Hub 0813 5505 2048 PIN 7D3F47E5

0 comments:

Post a Comment